Kekecewaan dan Pencapaian

Pagi yang penuh kebingungan. Masih dengan hari yang penuh lamunan. Mungkin di umur-umur ini lah aku mulai sadar, kita mulai sadar untuk menemukan apa yang kita tuju bagi hidup ini. Gara-gara melihat di berbagai media sosial, banyak kawan-kawan lama dengan kehidupan mereka yang beragam. Padahal dulu kami adalah sama. Sama-sama duduk di bangku yang sama tanpa memikirkan mau jadi apa kami nantinya. Tanpa memikirkan masa dewasa yang sekarang mulai dilalui.

Beberapa foto menampakkan sebuah senyuman kebahagian yang terpancar dari wajah mereka entah saat mereka bersama keluarga, sahabat, kekasih, bahkan anak dan suami/istri mereka. Rasanya mulai kembali teringat membawa pada renungan akan pencapaian hidup manusia. Apa yang sebenarnya kita inginkan di dunia ini sedangkan kita hanya lah makhluk Allah yang cuma menitipkan raga untuk bernafas sejenak di dunia ini. Kemudian akan mati.Hanya senyum dan bahagia dalam hidup yang kita inginkan apalagi bersama orang-orang terkasih, orang-orang tersayang yang tak akan pergi dari hidup kita lalu melengkapi sampai akhir. Sungguh bahagia dengan membayangkannya saja.

Tapi apa yang terjadi? Sebagian orang memandang hidup itu tidak mudah karena hidup tak pernah berjalan seperti apa yang kita inginkan. Bagaimana jika kita berhenti untuk menentukan apa yang kita inginkan untuk terjadi dan memulai menganggap harapan sebaga do'a, menganggap apa yang kita inginkan adalah hasil dari upaya kita dan tidak lagi menyalahkan keadaan, dengan harapan berkurangnya sedikit kekeewaan dalam hidup ini. Ingat bahwa ada kuasa Allah yang membawa kemana kita melangkah, mengingatkan kita akan apa yang benar-benar kita butuhkan dalam hidup.

Jika tak didapatkan sekarang anggap saja kurangnya upaya untuk mendapatkannya. Karena Allah yang lebih memahami segala keadaan manusia ini. Hanya do'a dan harapan yang mampu kita buat. Memang sulit melawan perasaan kecewa, namun apa daya mulailah terbiasa dengan kekecewaan hidup yang tiada henti ini, kawan. Sesungguhnya kekecewaan adalah alat untuk memaksa kita bangkit dan berlari lebih jauh untuk menggapai apa yang kita inginkan.

Belajar juga untuk tersenyum akan apa yang terjadi dalam hidup. Mungkin bukan bahagia kita sekarang, tapi Allah memilih siapa dulu yang berhak untuk bahagia sesuai dengan daya dan upaya mereka. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hymne SMA Trimurti Surabaya

Resep Wet Food Kucing

my yogurt philosophy