Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2017

Pujangga Patah Hati

Saat hati terluka, kata mulai mengalir Saat hujan turun, semakin teduh dalam hati Seperti candu air mata ini Melahirkan sajak-sajak perobek hati Karena ketakutan melahap semua rasa bahagia Tampak samar bahagia kurasa Air mata sudah siap menyusul di pelupuk mata Tersenyum bahagia tapi hati mulai teriris Ada yang salah dalam pikir ku Ingin ku rasa bahagia seutuhnya Tapi kembali bait puisiku Mengalun bersama titik hujan sukma ku

Apa yang paling mematikan?

Manusia ada di dunia karena adanya manusia lain. Itu sebabnya eksistensi adalah satu hal penting dalam kehidupan manusia, Tetapi yang menjadi masalah adalah ketika eksistensi itu hilang seketika, dan yang aku alami adalah sebagian dari hilangnya eksistensi diri ku. Banyak yang belum menyadari bahwa keegoisan itu penting bagi orang-orang yang selfish di dunia ini. Aku berkata aku tak ingin menjadi egois namun hal itu membuat diriku menempatkan aku pada posisi terakhir dalam setiap prioritas ku. Lebih menempatkan teman atau orang-orang di sekitar ku hanya demi menyelamatkan sebuah image diri. Yang tanpa aku sadari malah menenggelamkan eksistensi ku sendiri. Aku selalu salah memunculkan alasan untuk setiap tindakanku, harusnya aku lakukan semuanya demi diriku, demi kebahagiaan ku, tak usah aku pedulikan apakah aku akan menjadi kasar terhadap orang lain karena aku tak memahami bahwa memikirkan orang lain terlebih dahulu hanya akan membuatku semakin terperosok, terinjak dan terpukul oleh ...

My logic about this mind

Kadang sungguh rumit karena pemikiran kita seolah berjalan sendiri meninggalkan perasaan kita. Mengapa isi hati dan pemikiran selalu menciptakan hubungan yang kontradiktif. Nampaknya memang benar harus ada sedikit paksaan dalam melakukan suatu hal, tapi kemudia kita mencari motivasi yang kuat untuk tetap mendorong ku melakukan hal-hal yang baik tersebut, tapi apa daya ketika keadaan atau lingkungan menjadi kambing hitam yang baru yang membuat pemikiran ku menjadi lumpuh kembali, kosong dan masih diselimuti ketakutan yang mendalam. Aku harus mulai memaksa dan berhenti menyalahkan keadaan, mulai melihat yang lebih tidak mampu dari aku bisa melakukan lebih dibandingkan ku yang masih saja meringkuk mencari-cari alasan untuk kembali bersedih. Meremehkan orang lain padahal aku sendiri belum mampu mencapai yang seharusnya sudah ada di genggamanku.