Sakit itu Penghapus Dosa

Kadang pas kita sakit entah sakit hati atau sakit fisik, kita cuma menganggap diri kita sedang tertimpa kesialan. Sedang tidak mujur. Tidak hanya sakit, hal hal yang misalnya membuat kita malu, membuat kita merasa down karena orang lain atau diri sendiri. Kita akan berada di satu titik bahwa Tuhan tidak menyayangi kita. Mengapa Tuhan melimpahkan musibah yang terus-menerus. Bahagia hanya sebentar selalu merasa kurang. Itu semua karena kita belum memahami konsepnya. Konsep dari Tuhan yang menciptakan kita. Sesungguhnya apa yang kita alami khususnya keburukan adalah hasil dari keputusan kita sendiri. Ketika kita mendapat musibah sejatinya itu adalah penebus dosa bagi kita karena sebelumnya kita telah berlaku tidak benar. 

Harus kita pahami bahwa setelah semua dunia tiada akan ada hari pembalasan di akhirat, yang mana itu adalah pembalasan bagi perbuatan kita. Siksaan atas dosa yang belum kita tebus di dunia. Surga bagi segala kebaikan kita yang tak terhingga di dunia. Perlu kita pahami, selama hidup di dunia musibah adalah setitik balasan perbuatan buruk di dunia. Azab dunia yang mana selalu kita anggap kesialan. Jarang sekali kita mau bersyukur ketika mendapat musibah berupa sakit atau kehilangan. 

Di titik itulah kita diuji keimanannya. Apakah saat masa itu kita masih mampu mempertahankan kesetiaan kita kepada Allah SWT. Apakah dalam keadaan terburuk kita, kita masih mampu mencari ribuan kenikmatan yang sudah kita terima lalu bersyukur atas semuanya. Berkpikir jernih bahwa kesulitan, musibah dan sakit yang kita alami adalah bentuk kasih sayang Tuhan kepada hambanya yang tak ingin hambanya selalu berbuat dosa, selalu berbuat maksiat. Maka ditimpakan kepada kita hukuman dunia berupa kesakitan. Untuk kembali merenungi apa yang sudah kita lakukan pada diri kita. Sudahkah kita membawa diri kita kepada kebaikan. Sudahkan kita mampu melawan nafsu dan bisikan syetan yang selalu mengintai hidup kita.

Pernahkan kita berpikir dan ingin tahu tentang diri kita sendiri. Tentang apa yang ada di diri kita. Mengapa dosa terlihat indah dan mudah untuk dilakukan. Mengapa harus bersusah payah hidup hanya mengejar surga yang kita belum tahu nyatanya. Pecaya kepada janji Allah adalah kuncinya. Menyadari bahwa setiap keburukan yang kita lakukan adalah campur tangan syaitan yang ingin kita jauh kepada Allah. Maka senantiasalah berdoa agar dijauhkan dari hal-hal yang menguasai nafsu kita. Mendorong pada kemaksiatan semata. Sadari untuk selalu melawan bisikan kemalasan pada diri kita. Dengarkan sambil berpikir sejauh mungkin kebaikan atau keburukan yang akan menimpa kita saat kita melakukan keinginan kita tersebut.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hymne SMA Trimurti Surabaya

my yogurt philosophy

Oplosan Dry Food Kucing - Review Pakan Kucing